Asahan 1newstvgroup.com- Mungkin karena merasa sudah memperoleh produksi dalam bulan januari dengan perolehan 56,96% diatas RKAP, sehingga PTPN III Kebun Sei Silau sudah merasa diatas angin, sehingga lalai dalam memberlakukan panen bersih terhadap Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawitnya.
Dan menindak lanjuti pemberitaan miring dari sejumlah awak Media, baik media Online maupun cetak DiKabupaten Asahan yang menyoroti tentang ditemukannya dibeberapa titik lokasi dengan Tandan Buah Segar (TBS) yang sampai membusuk diareal afdeling II Kebun Sei silau, persisnya pada TM 2015 blok 271, dimana ditemukan pada tanaman sisipan yang kondisi buah kelapa sawitnya sampai membusuk hingga berlapis-lapis, dan Manajemen PTPN III Kebun Sei Silau pun melakukan pemberitaan sanggahan lewat beberapa Media Online lain.
Dimana diterangkan jika PTPN III Kebun Sei Silau sudah melakukan panen bersih dengan bukti sudah memperoleh produksi diatas RKAP Sebesar 56,95% untuk bulan Januari 2022, bahkan diterangkan dalam berita sanggahan Kebun Sei Silau, jika dari perolehan sebesar 56,95% justru malah Afdeling II lah yang memberikan kontribusi yang cukup besar.
Menanggapi hal ini Ketua Organisasi Pers dari Asosiasi Wartawan Demokrasi Indonesia (AWDI) untuk DPC Asahan, pada hari Rabu (02/03/2022) kepada sejumlah awak Media memberikan tanggapannya,
“Saat bulan Januari rasanya semua kebun sudah diatas RKAP jika memang harus diungkap, karena dibulan Januari taksasi yang mereka buat masih rendah, sementara produksi masih lumayan mendukung dilapangan, namun jika produksinya sudah diatas RKAP, apa memang dibenarkan membiarkan Tandan Buah Segar (TBS) sampai membusuk di pokok,” ucap Supri Agus.
Masih keterangan Supri Agus, “jangan cerita panen bersih, apakah mereka sudah paham dengan bahasa panen bersih ?, Jika memang benar panen bersih sudah mereka lakukan, lantas buah yang hingga membusuk yang sama-sama kami lihat bersama dilapangan dengan Herdi Asistennya itu bagaimana ceritanya ?, Jangan alasan itu pokok kelapa sawit liar, jika memang itu pokok kelapa sawit liar kenapa tidak di dongkel saat mereka mengerjakan Dongkel Anak Kayu (DAK), atau jangan-jangan DAK nya tidak dikerjakan mereka,” ucap Supri Agus pula.
“Dan jika memang PTPN III Kebun Sei Silau sudah benar-benar melakukan panen bersih, tentunya tidak bisa lagi diketemukan tandan buah busuk di pokok, namun kenyataannya, kami masih banyak menjumpai tandan buah busuk di lapangan milik Afdeling II dan VII Kebun Sei Silau, dan bukan cuma tandan busuk di pokok saja yang kami jumpai, berondolan berserak di gawangan dan pasar pikul juga di TPH-TPH banyak kami jumpai, apa itu yang namanya panen bersih, ngerti gak mereka apa maksud dari panen bersih itu, kalau gak paham maksud panen bersih jangan cerita panen bersih lah,” ucap Supri Agus kembali.
Intinya negara sudah cukup dirugikan dari kelalaian mereka dalam pengerjaan panen, adanya beberapa titik yang tanamanya didapat buah sampai membusuk, berondolan yang berserak dilapangan, DAK dan tunasan yang diduga tidak tepat waktu sesuai plotnya semuanya itu bentuk kerugian negara akibat kelalaian dari Manajemen PTPN III Kebun Sei Silau.(m.achyar)
Comment